Mendagri Tito Karnavian Tegur Kepala Daerah Soal Antibodi Covid-19 Masyarakat

banner 120x600

CAHAYASUMATERA.COM – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyoroti sejumlah daerah yang penduduknya memiliki persentase antibodi SARS-Cov-2 atau Covid-19 rendah. Tito mengungkap data survei serologi yang digelar pemerintah pada November-Desember 2021.

Tito menyatakan salah satu yang sudah ditegurnya adalah Bupati Gowa, Sulawesi Selatan, Adnan Purichta Ichsan. Sebab, estimasi penduduk di atas usia 1 tahun yang memiliki antibodi terhadap virus  Covid-19 di daerah ini hanya 78,5 persen, dibawah angka rata-rata nasional yang mencapai 86,6 persen.

“Saya sudah tegur Bupati Gowa, tempat sampean masih 78 persen,” kata Tito dalam paparan hasil survei di kantornya, Jakarta, Jumat, 18 Maret 2022.

Survei dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, sejumlah ahli, dan institusi bidang kesehatan. Survei bertujuan untuk mengetahui estimasi populasi masyarakat yang mempunyai antibodi SARS-Cov-2 berdasarkan umur, jenis kelamin, dan wilayah.

Hasilnya, sebanyak 86,6 persen penduduk usia 1 tahun ke atas di Indonesia sudah mempunyai antibodi terhadap Covid-19. Semakin banyak penduduk yang sudah di vaksin di sebuah daerah, semakin tinggi pula persentase antibodinya. Kadar antibodi tertinggi dimiliki penduduk yang sudah pernah terinfeksi dan sudah divaksin.

Hasil muncul setelah survei dilakukan di 100 kabupaten kota sampe dari 514 kabupaten kota di Indonesia.

“Saya kira cukup representatif ya untuk mewakili populasi,” kata Tito

Selain Gowa, ada beberapa daerah yang jadi sorotan Tito. Contohnya seperti Bandung Barat dengan estimasi penduduk yang sudah punya antibodi Covid-19 sebanyak 79,4 persen.

Tapi sebenarnya, masih ada daerah dengan persentase yang lebih rendah dari Gowa yaitu Kabupaten Jayawijaya di Papua. Angkanya hanya 45,6 persen.

“Ya nanti bupati tanggung jawablah, pada rakyatnya kalau ada yang kena dan parah,” kata dia.

Tito menyebut persentase penduduk yang sudah punya antibodi di Jayawijaya ini jomplang dengan Kota Jayapura yang mencapai 96,3 persen.
“Artinya kalau 100 orang berkumpul, 96 sudah punya antibodi,” kata Tito.

Survei dilakukan terhadap 9.563 responden di wilayah aglomerasi (9 provinsi dan 47 kabupaten kota) maupun 11.059 responden di wilayah non-aglomerasi (25 provinsi dan 53 kabupaten kota). Populasi survei ini adalah penduduk Indonesia yang berusia 1 tahun ke atas.

Sampel secara acak terpilih 20 penduduk sebagai sampel utama dan 60 penduduk sebagai sampel cadangan di setiap desa/kelurahan terpilih. Sementara metode samplingnya adalah stratified two-stage cluster sampling design di setiap kabupaten kota terpilih.

Dalam pemaparan itu, Tito Karnavian ditemani oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan.  (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *