CAHAYASUMATERA.COM, Tulang Bawang – Pemerintah Kabupaten Tulangbawang buka suara terkait lambannya kucuran bantuan bagi korban terdampak banjir yang melanda tujuh kampung di empat kecamatan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tulangbawang, I Nyoman Sutamawan, mengatakan saat ini baper stok di daerah setempat mengalami kekosongan. Kemudian, bencana banjir yang melanda beberapa kampung di daerah setempat dianggap hal yang biasa atau bencana musiman sehingga belum ada penetapan tanggap darurat.
“Baper stok kita enggak ada lagi. Kalau kita menggunakan Belanja Tidak Terduga (BTT) atau menggunakan beras Bulog itu enggak bisa, karena syarat penggunan beras Bulog itu harus tanggap darurat dulu dengan SK Bupati. Belum masuk kualifikasi tanggap darurat,” kata Nyoman, Jumat, 14 Januari 2022.
Sebelumnya, kata dia, Pemerintah Daerah sempat mendapatkan bantuan satu mobil baper stok dari Bandung, Jawa Barat dan Provinsi Lampung yang telah disalurkan kepada korban terdampak angin puting beliung di Kecamatan Rawapitu beberapa waktu lalu.
Ia mengaku, sejauh ini terdapat dua proposal yang masuk ke dinasnya meminta bantuan dan berasal dari Kecamatan Gedungaji.
“Ini kami minta lagi ke Bandung bantuan baper stok,” ujar dia.
Sementara, itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulangbawang, Nurman tidak merespon pesan WhatsApp yang dilayangkan Lampost.co.
Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulangbawang mencatat ratusan rumah dan seribuan hektare sawah terendam banjir yang melanda empat kecamatan di Kabupaten Tulangbawang, sejak sepekan terakhir.
Sekretaris BPBD Kabupaten Tulangbawang, Nurwansyah, mengatakan banjir melanda tujuh kampung di empat kecamatan sejak satu pekan terakhir.
Di Kecamatan Gedungaji Baru, air menggenangi 131 rumah, 60 hektare padi berumur 7 sampai 30 hari, 23 hektare tanaman palawija atau sayuran, dan enam fasilitas umum (Fasum) di Kampung Mekarsari serta 136 rumah, 233,5 hektare sawah, 3 hektare tanaman palawija, dan tujuh Fasum di Kampung Mesirdwi Jaya.
Di Kecamatan Penawaraji, banjir merendam 50 hektare tanaman padi berumur 15 hingga 30 hari di Kampung Gedungasri, 53 hektare sawah di Kampung Sumbersari, dan 25 hektare sawah di Kampung Sukamakmur.
Kemudian di Kecamatan Rawapitu, terdapat 66 rumah, 1271 hektare padi berumur 15 hingga 30 hari, 3 hektare tanaman palawija atau sayuran, dan 9 fasum di terendam banjir di Kampung Sumberagung.
Sedangkan di Kecamatan Gedungaji, terdapat 20 rumah, dan 600 hektare sawah berumur 15 hingga 30 hari terendam banjir di Kampung Bandaraji Jaya.
“Total ada 353 rumah, 2292,5 hektare lahan sawah, 29 hektare lahan palawija atau sayuran, dan 22 fasum yang terkena dampak banjir di tujuh kampung itu,” kata Nurwansyah, Kamis, 13 Januari 2022. (Hartawan)