Busana dari Sampah Plastik Curi Perhatian di IIWAS Expo 2022

banner 120x600

Busana yang terbuat dari kantong plastik bekas mencuri perhatian pengunjung yang hadir pada Indonesia International Waste Management (IIWAS) Expo di Park 23 Mall, Kuta, Bali. Fesyen unik itu dikenakan oleh peragawan dan peragawati di bawah arahan desainer Djani Ananta.

Dalam siaran pers Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang diterima Rabu (20/4/202) disebutkan, IIWAS merupakan bagian dari sosialisasi #GilasSampah (Gerakan Inovasi Langsung Tuntaskan Sampah). Kegiatan itu diinisiasi Kemendagri dan 12 kementerian/lembaga bersama Trisense di Bali pada 17-20 April. Kegiatan ini diluncurkan oleh Mendagri Tito Karnavian pada 17 April lalu.

“Kami mengolah bahan dari kantong plastik bekas dan potongan kain sisa pabrik garmen untuk dijadikan busana. Kami juga menggunakan potongan botol plastik,” kata Djani Ananta.

Pemilik butik Djani Ananta Busana itu mengatakan, dirinya tertantang untuk berkreasi, karena melihat upaya penanggulangan sampah harus dilakukan dengan cara-cara kreatif. Aktivis Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Banjar Bumi Santi, Desa Puri Kelon, Denpasar Barat itu mengatakan, anjuran untuk memilah sampah sejak dari sumber sudah cukup gencar di desa-desa di Bali.

Hal ini mendorong Djani untuk merancang busana untuk menyambut kesadaran memilah sampah. Menurutnya, busana kasual yang dia ciptakan masih berupa prototipe dan dalam waktu dekat akan diluncurkan ke pasar.

Konsumen utama yang jadi sasarannya adalah wisatawan asing, yang umumnya sudah memiliki literasi yang cukup tentang konsep ekonomi sirkular. “Beberapa tahun lalu saya juga sudah pernah memproduksi busana dari limbah. Orang-orang asing banyak yang tertarik,” kata dia.

Produk busana hanya satu dari sejumlah produk berbahan baku sampah yang dipamerkan pada ajang ini. Produk lain, seperti kantong belanja, pupuk, dan instalasi seni, juga dihadirkan. Tampilnya produk-produk kreatif itu diorganisasikan oleh Park23 Creative Hub sebagai contoh dari UpCycle Creative Waste Management.

“Park23 Creative Hub merespon adanya program pemerintah untuk melihat isu sampah secara serius dengan menyediakan platform untuk eksebisi dan temu muka untuk mencari solusi lewat industri kreatif,” kata Konsultan Park23 Creative Hub, Yoke Darmawan.

Dia berharap pemerintah menggunakan platform ini untuk membangun ekosistem yang berkelanjutan. “Kami juga ingin kantor pemerintah melirik karya-karya instalasi dan seni di Park23 Creative Hub untuk juga dipamerkan di kantor-kantor pemerintah,” katanya.

“Kemendagri menyambut positif produk-produk kreatif ini. Aksi #GilasSampah ini memang didesain sebagai wujud kolaborasi inovasi antar semua pemangku kepentingan, termasuk komunitas seni, seperti perancang busana berbahan sampah daur ulang,” ujar Wakil Ketua Tim Pendampingan Kemendagri untuk Percepatan Penanganan Sampah di Kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita), Kastorius Sinaga.

Dikatakan, lembaga swadaya masyarkaat (LSM) dan masyarakat melakukan proses daur ulang, sementara para seniman melakukan upcycle atau daur ulang sampah bernilai tinggi lewat rancangan fesyen. Semua kolaborasi itu, ujar Kastorius, menjadi bahan penting untuk penyadaran publik atas manfaat pemilihan dan pemanfaatan sampah secara baik. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *