Mendagri: Tinggalkan Pola Konvensional dalam Pengelolaan Sampah

banner 120x600

CAHAYASUMATERA.COM – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, mengatakan, pertambahan jumlah penduduk dan gaya hidup masyarakat yang terus berkembang menyebabkan meningkatnya jumlah dan jenis sampah.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2021, total sampah dari 235 kabupaten/kota di seluruh Indonesia mencapai 26,5 juta ton per tahun.

“Sampah yang bersumber dari rumah tangga mendominasi, yaitu sebesar 39,41%. disusul oleh sektor perniagaan 23,09% dan pasar 13,32%. Sedangkan, untuk komposisi sampah berdasarkan jenisnya, yang pertama, organik sebesar 54,1% dan nonorganisk 38,65% dan lainnya 7,25%,” ujar Tito Karnavian, di acara peluncuran Gerakan Inovasi Langsung Tuntaskan Sampah (#GilasSampah) di Pantai Jerman, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (17/4/2022).

Kegiatan #GilasSampah ini merupakan bagian dari rangkaian acara Indonesia International Waste Expo (IIWAS) dengan tema “Sampah Dipilah Itu Duit” yang akan berlangsung hingga Rabu (20/4/2022) mendatang.

Gerakan untuk membangun kesadaran masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Bali ini diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Bina Adwil Kemendagri).

Tito Karnavian menyatakan, semua pihak harus lebih cermat dan detail melihat sampah hingga ke sumbernya. “Di sini harus kita akui masih rendahnya kedasaran dan kemampuan memilah di sumber sampah, terutama tingkat rumah tangga. Ini yang menyebabkan timbulan sampah tidak terkelola secara nasionak mencapai 9 juta ton per tahun,” ungkap mantan Kapolri itu.

Menurut Tito Karnavian, angak tersebut bukan angka yang kecil karena mencapai 34,5% dari total sampah. Khusus Bali, sampah tidak terkelola sebanyak 218 ton pada tahun 2020. Ini tentu masalah serius karena sampah yang menumpuk akan mengganggu kenyaman masyarakat dan wisatawan yang berkunjung.

“Situasi ini mendorong kita semua untuk mencari solusi yang komprehensif dan bersifat segera mengingat Bali dan khususnya kawasan Sarbagita merupakan destinasi wisata dunia. Yang lebih penting lagi, dalam waktu dekat di bulan November akan menjadi lokasi pertemuan puncak Presidensi G-20,” tegasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *